Minggu, 26 Januari 2014

Menangkar Cucak Rowo, Hobi yang Menguntungkan

Standard


Menangkar Cucak Rowo, Hobi yang Menguntungkan
 Menangkar burung cucak rowo selain untuk penyaluran hobi, ternyata juga menguntungkan. Selain itu, menangkar burung cucak rowo ternyata juga cukup mudah dan murah. Setidaknya hal itulah yang selama ini dijalani Hardi Chiasidy, penangkar cucak rowo di Samarinda, Kalimantan Timur.
Sepulang kerja sore hari, warga Jalan Pangeran Hidayatullah Nomor 12, Samarinda ini selalu menyempatkan diri mengontrol perkembangan indukan burung cucak rowo di kandang miliknya. Baru-baru ini, sepasang indukan yang dimilikinya kembali bertelur setelah sebelumnya menetaskan telur dan menghasilkan sepasang anakan cucak rowo yang jinak dan lucu.
Hardi mengaku menangkarkan burung cucak rowo lebih karena hobi. Ia mengaku sempat berhenti menangkar selama tiga tahun saat isu flu burung merebak. Namun hingga kini sudah belasan pasang anakan cucak rowo yang ia hasilkan. Bahkan, sebagian besar anakan cucak rowo itu telah ia jual ke para kolektor dengan harga rata-rata Rp 3 juta per ekor.
Keuntungan yang dihasilkan dari hasil penjualan anakan cucak rowo memang lumayan. Pasalnya, biaya produksi untuk menghasilkan sepasang anakan cucak rowo hingga siap dijual pada umur 10 hari, rata-rata hanya Rp 1 juta.

Menurut Hardi, menangkarkan cucak rowo cukup mudah. Cukup menyiapkan sepasang indukan dari alam dan membangun kandang sederhana, maka penangkaran pun siap dimulai. Agar suasana kandang mirip dengan habitat aslinya, di dalam kandang perlu dibangun kolam kecil untuk mandi indukan cucak rowo. Selain itu, dalam kandang juga perlu ditebar daun cemara dan ijuk untuk persiapan indukan cucak rowo membangun sarang.

Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Hardi, adalah urusan minum dan makanan indukan cucak rowo. Makanan berupa pur dan pisang kepok harus terus diganti agar selalu segar. Setelah berkumpul di kandang selama lebih kurang dua bulan, biasanya sepasang indukan cucak rowo bisa menghasilkan dua butir telur yang akan menetas setelah dierami selama 14 hari. Selanjutnya, satu pekan setelah anakan mereka dipanen, pasangan indukan itu akan kembali membangun sarang dan siap bertelur lagi.

Kini, berkat ketekunannya, Hardi Chiasidy mampu meraup penghasilan tambahan yang lumayan dari kegiatan penangkaran cucak rowo itu. Bekal keuletannya ini telah membuahkan sejumlah penghargaan dari berbagai kalangan sebagai penangkar cucak rowo yang sukses.(UPI/ANS)

sumber : http://showbiz.liputan6.com/

Related Posts:

  • Panduan dasar penangkaran burung jalak (Sturnidae)Panduan dasar penangkaran burung jalak, atau semua spesies yang termasuk keluarga Sturnidae, ini bersifat melengkapi beberapa artikel penangkaran spes… Read More
  • Jalak PutihJalak PutihJalak Putih (Sturnus melanopterus), adalah salah satu spesies dari sekian banyak spesies burung Jalak yang ada di Indonesia. Populasi burun… Read More
  • Suku Kirgiz Dan Tradisi Memelihara Burung Elang Emas  Kenal Suku Kyrgyz? Nenek moyang mereka berasal dari Mongolia dan Turki, dan suku ini dikenal suka berpindah-pindah. Suku ini tinggal di be… Read More
  • Jalak HitamJalak Hitam (Acridoteres javanicus) atau White-vented Myna, memiliki banyak sebutan tergantung dari daerah di mana burung ini berada, mulai dari Jalak… Read More
  • Beternak ElangElang dikenal sebagai burung pemangsa berukuran besar, memiliki kemampuan terbang yang kuat, sayap yang lebar, paruh yang besar dan tajam, serta kuku … Read More

0 komentar:

Posting Komentar